Serempak

The match between Paris Saint-Germain and Istanbul Basaksehir will finally take place on Wednesday evening at 18:55, after the match was interrupted last night. Between revolt, and emotion, a look back at an evening unlike any other, before looking ahead and thinking about what’s at stake. Duel antara Paris Saint-Germain dan Istanbul Basaksehir akhirnya digelar pada Kamis dini hari pukul 00:55 WIB, setelah dihentikan semalam sebelumnya.

Menit ke-13 pertandingan Rabu dini hari menjadi titik berhentinya laga. Faktanya jelas: komentar rasis yang ditujukan kepada Pierre Achille Webo, anggota staf pelatih Istanbul Basaksehir, diucapkan oleh ofisial ke-4 laga tersebut. Para pemain dan staf pelatih terkejut, dan perdebatan pun terjadi. Muak dengan kata-kata itu, para pemain Paris Saint-Germain mendukung rekan-rekan Turki mereka dan pertandingan tidak dilanjutkan.

Lawan di lapangan, kedua tim, pemain dan staf pelatih bergerak serempak oleh acara yang tidak ada hubungannya dengan olahraga ini. Dengan cepat, kedua klub secara resmi mengutuk kata-kata yang diucapkan pada Rabu dini hari, sementara para pemain bereaksi di media sosial malam itu.

 

 

Reaksi yang bertindak sebagai pengingat bahwa rasisme dan diskriminasi dalam segala bentuknya tidak memiliki tempat dalam sepakbola dan masyarakat kita. Pertarungan lama yang dipimpin oleh Paris Saint-Germain dan diintensifkan oleh Nasser Al-Khelaifi.

Tidak ada yang ragu bahwa pertandingan yang akan dimainkan kembali hari ini akan menjadi acara yang sangat emosional. Tetap menjadi target yang ingin dicapai oleh Parisians: menang untuk finis di puncak grup, menyusul kemenangan 3-2 semalam dari RB Leipzig atas Manchester United.

Wakil Jerman itu memastikan kelolosan mereka dengan mengalahkan Manchester United, dan sekarang menunggu hasil Paris Saint-Germain melawan Istanbul. Perhitungannya sederhana: kemenangan di Parc des Princes akan membuat pasukan Thomas Tuchel finis di puncak grup. Hasil imbang atau kekalahan akan membuat Leipzig finis di puncak grup. Tempat pertama dalam grup dan bersatu melawan rasisme, dua target utama Paris Saint-Germain.