30 Mei: Quadruple pertama!

Lima tahun yang lalu pada hari itu, Paris Saint-Germain mengangkat trofi Coupe de France setelah menang 1-0 atas Auxerre dan mengamankan quadruple pertama dalam sepakbola Prancis.

Beberapa bulan setelah memenangkan Trophée des Champions, beberapa pekan setelah mengangkat Coupe de la Ligue dan beberapa hari setelah menjadi juara Prancis, pasukan Laurent Blanc penuh gairah saat berangkat ke Stade de France untuk menghadapi Auxerre pada 30 Mei 2015. Dengan target utama: memenangkan titel Coupe de France klub yang kesembilan, trofi yang belum pernah dimenangkan dalam lima tahun terakhir, dan selain itu, menjadi klub pertama yang meraih quadruple dalam sepakbola Prancis. Meski pun tugas yang tampak mudah, melawan Auxerre, yang bermain di Ligue 2, ternyata tidaklah mudah...

Faktanya, AJA yang mendapatkan peluang pertama dalam pertandingan, melalui Frédéric Sammaritano (14'). Terkejut, Les Rouge et Bleu balas menekan tapi sederet aksi Edinson Cavani (17'), Blaise Matuidi (22'), Lucas (24') tidak membuahkan hasil Zlatan Ibrahimovic (31', 35'). Sukar memecah kebuntuan, lalu ada peluang Thiago Motta yang menerpa tiang (40'). Les Parisiens terus menggempur gawang Auxerre selepas jeda dan Cavani memiliki dua peluang beruntun (55') dan (58'). Yang ketiga membuahkan hasil. Gregory van der Wiel melepaskan umpan silang dan sang striker nomor 9 menyundul bola masuk ke gawang Léon, golnya yang ke-31 di semua kompetisi (0-1, 65'). Menuju akhir pertandingan, mencoba peruntungan melalui Livio Nabab tapi usahanya melesat dari sasaran (88').

Hasil itu membuat Paris Saint-Germain dinobatkan sebagai juara, menyalakan kembali kisah cinta klub dengan kompetisi nasional paling bergengsi dan mendapatkan tempat mereka dalam buku-buku sejarah sepak bola Prancis. "Kami memiliki musim yang hebat," jelas Matuidi setelah peluit akhir. "Ini adalah sesuatu yang luar biasa, itu yang kami inginkan. Kami bermain untuk PSG untuk saat-saat seperti ini. Kami akan menikmatinya karena tidak akan seperti ini setiap tahun." Pemain internasional Prancis itu salah, mengingat bahwa klub sukses mengulangi prestasi di musim berikutnya (2017-2018).